Sunday, July 23, 2006
Konsekuensi Menikah
Nihh....ceritanya aku nulis ini waktu maen ke tempetnya masku. Hmm...sempet gak enak gitu ma iparnya karena dia ceritain sesuatu tentang suaminya ke aku. Yah, waktu itu sih aku masih jadi pendengar pasif aja. Gak bisa kasih nasehat apa-apa buat dia. Biz-nya aku dengerin dia cerita baru deh aku nulis2 di block note ku. Neee....hasil pengendapan pikiranku :p
Refleksi 30 Mei 2006 18:24 WIB
Ternyata sampai berapapun usia kita dan bagaimanapun status kita, perasaan dihargai itu selalu ingin kita dapatkan. dalam sebuah keluarga pun hal ini sangatlah penting. Bahwa pasangan kita adapah a part of our live that need our support, our love and our reward.
Pernikahan sering aku menyebutnya kerja sosial. Why ? Because in marriage is not 'Me' or 'I' again but 'Us'. Masalah yang melanda dalam rumah tangga entah besar atau kecil teteaplah masalah bersama. Semuanya harus diselesaikan bersama. Seberapa pahit pun kita menjalaninya, We Must Do It.
Pernikahan juga merupakan kompromi. Bagimana kita belajar untuk memaafkan, bertoleransi bahkan ketika kita harus mengalah dan memberi keleluasaan pada pasangan kita terlebih dahulu. Memang akan terasa sulit awalnya ketika harus memaafkan atau ebrtoleranis dengan pasangan yang kita anggap tidak bisa menghargai kita. Tapi, perlu diingat bahwa suatu perilaku terbentuk dari berbagai macam variabel-variabel yang lain. Coba kita cari, variabel yang mana itu ?
Belajar untuk menerima pasangan kita adalah salah satunya. 'Menerima' di sini tak hanya diartikan secara fisik semata. Tapi lebih dari itu. Cobalah untuk menerimanya dengan hati. Cobalah untuk tidak membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan keburukannya. Apapun yang pernah ia lakukan pada kita, terutama keburukannya sebisanyalah kita menutupinya.
Mengutip salah satu ahdis Nabi, yang intinya : Istri/ Suamimu adalah sebagai bajumu. Sebagaimana baju bisa berfungsi sebagai penutup aurat. Penutup hal-hal yang tidak perlu diumbar. Termasuk keburukan.
Mencoba membangun rumah tangga yang diridloiNya dengan memulai pada hal-hal kecil. belajar menerima dan menghargai serta menjadi penutup aurat yang indah bagi pasngan kita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment