Duh….Allahku rasanya aku hampir putus asa sendiri menjalani proses menjelang pernikahanku ini. Kedua orang tuaku tak mau mengerti tentang apa yang kualami dibanding dengan hitung-hitungan hari yang sedang mereka lakukan untukku. Tak ada satu pun yang menanyakan apa alasanku untuk menikah sesuai prosedur yang benar ini. Bahkan tak ada yang menghargai keberanianku untuk mengambil keputusan ini. Tetap semuanya seolah bisa ditoleransi. Semuanya bisa dikompromi. Semuanya bisa ditunda. Mentang-mentang aku mengambil keputusan menikah bukan karena hamil ataupun seks di luar nikah. Aku memohon untuk dinikahkan sama mereka lantaran ingin menjaga diriku. Lantaran ingin memuliakan mereka. Ah, tapi tak ada yang peduli soal itu.
Apa mesti nunggu aku hamil dulu biar semuanya disegerakan ? apa nunggu aku ketangkap melakukan hubungan seks dulu biar segera dipercepat ?.
Aku muak dengan segala hitung-hitungan hari, aku muak dengan tetek bengek prosesi pernikahan, aku muak dengan segala macam pantangan, aku muak dengan ketidakpedulian mereka atas keputusanku. Aku muak dikompromi, aku muak untuk selalu ditunda-tunda. Aku muak dibilang terlalu terburu-buru. Aku benar-benar muak dibilang terlalu banyak permintaan.
Sungguh Rabb bahkan permintaanku lebih sederhana daripada permintaan mereka untukku. Aku hanya ingin menikah, ijab kabul, resmi. Yah itu saja. Kapan pun harinya insya allah itu adalah waktu yang terbaik. Aku yakin Engkau tak pernah menciptakan waktu yang buruk. Semua waktu akan selalu baik tinggal apa niat kita, dan apa perbuatan kita.
Aku mulai bosan ketika waktu pernikahanku semakin diundur-undur. Bayangkan, dari yang awalnya agustus jadi september jadi november sekarang jadi januari. Lalu bulan apa lagi sebentar lagi ???. Bukankah dalam agamaku sudah diajarkan bahwa jarak antara waktu lamaran dengan pernikahan tidak boleh terlalu lama. Yah, aku setuju banget soal itu. Aku bener-bener ngerasain betapa lebih beratnya yang aku rasakan. Sekarang ini aku bukan dalam status pacaran, aku sudah dilamar orang tapi juga belum bisa terlalu dekat dengannya, karena belum ada ijab kabul.
Aku rasa pacaran dimana ada aktivitas ciuman, pegangan tangan, pelukan, asal gak sampai hamil menjadi hal yang dianggap lebih baik oleh orang tua-orang tua saat ini dibanding nikah di usia muda. Aku ngerasa nikah di usia muda sesuai prosedur yang benar selalu dianggap sesuatu yang masih bisa ditunda. Seolah belum ada sesuatu yang menakutkan untuk disegerakan. Seolah semuanya masih bisa ditahan. Yah….karena aku nggak hamil. Jadi itu masih dianggap aku bisa menahan.
Who knows ketika seharian aku gak pernah berhenti mikirin dia ? who knows ketika terbersit untuk selalu lebih dekat dengannya ? who knows ketika aku ingin memegang tangannya ?. Dan itu bukanlah hal yang terlalu berat buat mereka. Itu hal yang biasa. Itu gak apa-apa dilakukan asal gak hamil. Padahal nurut aku hamil itu cuma bagian kebodohan manusia sehingga kesalahan itu sampai berwujud. Bukankah sama saja dengan kita melakukan kesalahan-kesalahan lain yang tidak berwujud ? hanya soal penampakannya saja kan yang berbeda ?
Rabb….beri hambaMu kekuatan agar bisa terus memperjuangkan niat mulia ini. Aku melakukan ini tak hanya untuk diriku semata. Aku juga melakukan ini untuk mama dan papaku. Agar kesalahan yang aku lakukan tak menjadi bagian kesalahan mereka juga. Rabbi, berikanlah pengertian ini pada mereka, bahwa inilah caraku memuliakan mereka. Inilah bentuk sayangku pada mereka. Jangan malah menganggap ini bagian ketaksanggupanku membahagiakan mereka. Aku tahu sampai kapanpun tak ada yang bisa menggantikan apa yang telah mereka berikan buat aku. Soal kebahagiaan itu aku pasrahkan padaMu Rabb. Kau yang lebih tahu soal mengatur kebahagiaan seseorang. Aku hanya melakukan yang terbaik buat mama dan papaku. Aku sayang sama mereka ……sayangg….banget….. Inilah bentuk pengabdianku buat mereka.
Dan aku tak kan sanggup menunggu lebih lama lagi
Aku takut mulai kepayahan untuk berjuang
Aku takut mulai bosan tertatih tatih
Aku takut mulai enggan menantikan saat itu lagi
Aku takut mulai tak menganggap pernikahan sebagai caraku mengabdi
Aku takut mulai memilih seks bebas daripada menanti hari pernikahanku
Aku takut mulai muak dengan kata-kata ‘nikah’
Aku takut mulai menikmati kesalahanku
Aku takut mulai malas membahas indahnya pernikahan dini
BOHONG BESAR SEMUA BUKU TENTANG PERNIKAHAN DINI YANG MUDAH!!!!!!
ITU SEMUA HANYA ADA DI DUNIA IMAJINASI, DUNIA IDEALIS !!!!
INILAH DUNIA NYATA …….DUNIA BANYAK ORANG…………
DAN PERNIKAHAN DINI TAK SEMUDAH YANG DIKIRA ORANG
PERNIKAHAN DINI SAMA DENGAN PERGI KE MEDAN PERANG
BUTUH PELURU DAN STAMINA YANG KUAT UNTUK TERUS BERTAHAN DARI SERANGAN BERBAGAI PIHAK
HANYA YANG KUAT BERTAHANLAH YANG MENJADI PEMENANG
1 comment:
hehehe... nikah bukan perkara gampang juga mbak. ortu pasti punya pertimbangannyalah. lagian klo takut gak tahan puase aje ^_^
Post a Comment